part 1:
Hari ini
tepat pada tanggal 1 April 2019 saya sebagai alumni diundang oleh teman-teman
jurusan dan teman-teman KAMIL 2019 untuk menghadiri acara syukuran. Awalnya
sempat kepikiran mau bawa apa ya untuk syukuran wisuda mereka nanti siang, dan
pada saat itu juga saya kepikiran bawa kamera aja siapa tahu mereka akan
mengabadikan momentnya di kampus lalu saya bisa membantu dengan kamera yang
saya bawa. Juga tidak lupa saya membawa tempat makan kosong karena akan ada
acara makan-makan di studio, nah acara makan-makan ini salah satu teman yang
memasak sendiri makanannya sehingga yang lain hanya perlu membawa tempat makan.
Singkat
cerita akhirnya saya berangkat dari rumah setelah sholat zuhur, hingga sampai
kampus jam 13.00. Setelah sesampainya saya di kampus, saya menuju ruang studio
yang sudah dipenuhi oleh teman-teman satu jurusan saya, berikut dengan dipenuhi
menu masakan yang mereka hidangkan di atas mejanya. Awalnya saya datang bertemu
mereka seperti biasa saling menanyakan kabar, kerjaan, kesibukan dsb, sambil
berbincang itu saya merasa tidak enak karena yang lain sudah menyempatkan
membawa mkanan, sedangkan saya hanya membawa tempat makan saja. Nah di situ
saya berfikir, saya harus ikut berkontribusi untuk memenuhi hidangan di meja
tersebut.
Karena
cuaca siang hari sudah mulai mendung dan mau turun hujan, saya dan beberapa
teman tidak menyempatkan menyantap makanan yang telah dihidangkan.
Akhirnya semua memutuskan agar
makan-makannya setelah mengabadikan moment saja atau setelah foto-foto. Benar
saja bahwa diantara mereka tidak ada yang membawa kamera, alias hanya membawa
kamera dari HP. Sentak saya menawarkan diri untuk membantu mengabadikan moment
mereka dengan menggunakan kamera saya. Alhamdullah akhirnya terpakai juga.
Mereka
tampak berbahagia menggunakan toga wisuda yang sudah diambil di Annex untuk
kemudian berfoto-foto di beberapa spot foto, dan karena mereka semua adalah
calon wisudawan jadi saya membantu proses pengambilan gambar nya alias saya
menjadi fotographer hehe.
Nah tidak
terasa foto di beberapa tempat itu hingga memakan waktu kurang lebihnya sampai
adzan ashar, akhirnya saya pamit terlebih dahulu ketika mereka masih sibuk
berfoto-foto. Ketika di jalan hendak ke masjid, saya teringat bahwa saya belum
berkontribusi untuk memenuhi hidangan di meja ruang studio, tanpa berfikir
panjang akhirnya saya memutuskan untuk ke kantin dan saya membeli minuman the
kotak sebanyak jumlah orang yang hadir dan di simpan di meja studio dengan
tulisan di secarik kertas “Enjoy your drink ! – kamal-“ . Tanpa ada seorang pun
di ruangan studio itu, saya menutup pintu dengan rapat dan akhirnya saya ke
masjid untuk menunaikan sholat ashar.
--------------------------------------------------------part
2-----------------------------------------------------------
Setelah
sholat ashar, saya langsung melanjutkan agenda saya di syukuran wisuda KAMIL
2019. Di acara tersebut saya diminta untuk menjadi pembicara terkait sharing
pengalaman selama kuliah di ITB dan setelah lulus kuliah pascasarjana di ITB.
Kebetulan sebelum saya berbicara, sahabat saya Subhan Arif (Teknik Geologi ITB)
sebagai calon wisudawan menyampaikan kata-kata sambutannya. Beliau sharing
bagaimana di organisasi KAMIL ini adalah organisasi yang sudah dianggap
keluarga, banyak teman-teman yang mengajak pada kebaikan, saling
tolong-menolong, dan bisa berteman dengan banyak orang bukan hanya berteman
dengan mahasiswa ITB tetapi bisa berteman dari berbagai kalangan profesi. Nah
saya mengagumi sosok beliau yang humoris, sederhana, mau berjuang bersama-sama
untuk menyelesaikan suatu permasalahan artinya tidak egois, dan saling
mengingatkan ketika mulai melenceng. Kenapa saya menilai seperti itu, karena
saya sudah sangat akrab dengan beliau selama dua tahun di ITB ini sampai-sampai
pernah satu tempat camping (moment naik gunung putri).
Selanjutnya
setelah Subhan Arif menyampaikan kata sambutan, ada sahabat saya Firman (Biotek
ITB) menyampaikan sharing-sharing nya terkait kehidupan saat dan pasca-campus.
Beliau menyampaikan bahwa sangat beruntung bisa berada di lingkungan Salman
khususnya KAMIL ini, karena dengan mengikuti kegiatan-kegiatannya atau
tergabung ke dalam anggota KAMIL, beliau merasakan kehidupan yang lebih
positif, lebih bermakna, dan bisa menghilangkan rasa jenuh dari bangku
perkuliahan. Nah saya juga mengagumi sosok beliau yang ramah (orang sunda),
pintar (fast track program), rendah hati, dan juga agamis. Nah yang paling
berkesan bagi saya adalah kepribadian dia yang agamis dan juga rendah hati.
Beliau tidak pernah menunjukan kepintarannya, hanya saja ketika ada orang yang
membutuhkan atau meminta sesuatu, beliau dengan rendah hatinya baru menunjukkan
hal itu. Sebagai contoh ketika saya bersama Firman dalam sebuah kegiatan LMD
190, beliau menjadi imam sholat qiyamullail ketika yang lain tidak ada
bersedia, dan siapa sangka ketika sholat itu, beliau membacakan surat yang
cukup panjang hingga jamaah yang lain termasuk saya tersentuh dengan bacaan
tersebut bahkan banyak diantara jamaah menangis karena mendengarkan lantunan
pembacaannya yang sangat dihayati. Beliau juga menilai KAMIL itu adalah sesuatu
yang berharga sehingga dia menyempatkan hadir di acara Syukwis KAMIL 2019
meskipun menempuh jarak yang cukup jauh dari Jatinangor ke Ganesha. Sangat beruntung bagi saya bisa mengenal
sosok beliau yang sangat ramah sekaligus cerdas, semoga di lain ke sempatan
saya bisa bertemu lagi. Kurang lebih sekitar 20 menit beliau sharing, tibalah
saatnya saya diundang ke depan untuk mengisi sharing di sesi ke dua.
Sebenernya
saya belum siap menyampaikan sesuatu yang inspiratif bagi teman – teman KAMIL,
karena ‘da aku mah apa atuh’ yang punya pengalaman baru seumur jangung. Tapi
karena sudah menyandang sebagai alumni, jadi saya diminta panitia untuk sharing
terkait kehidupan pascasarjana. Sharing pun saya awali dengan menceritakan
kenapa saya bisa berada di ITB padahal dulu saat duduk di bangku SMA saya
mengambil jurusan IPS yang tidak ada sangkut pautnya dengan ITB yang mayoritas
dari jurusan IPA. Kemudian saya menceritakan perjuangan masuk ITB, kuliah
sambil kerja, juga tergabung dalam organisasi KAMIL selama dua periode hingga
memegang amanah jabatan sebagai Kepala Departemen Media. Setelah itu saya juga
berbagi cerita bagaimana kehidupan saya pasca kampus yakni setelah lulus S2
saya berusaha untuk mengikuti seleksi CPNS 2018 yang sampai pada tahap akhir
saya dinyatakan lulus CPNS 2018. Meskipun cerita sederhana, tapi alhamdulillah
setidaknya saya bisa berbagi cerita manis-pahitnya hidup. Di tengah-tengah saya
menjelaskan perjalanan seleksi CPNS 2018, ternyata ada salah satu peserta yang
berasal dari ASN Kemenperin, sehingga saat saya menjelaskan istilah atau
tahap-tahap seleksi beliau merespon saya dengan memberikan
konklusi-konklusinya. Pada sesi akhir, saya juga sharing bahwa sekecil apapun
peluang, alangkah baiknya harus kita ambil, karena dengan itu kita akan
berusaha belajar dan tentunya kita bisa berkembang.
Nah kurang
lebih sharing dari saya sekitar 20 menit, setelah itu panitia menutup
serangkaian acara yang dilanjutkan dengan makan-makan yang sudah disediakan.
-------------------------------------------------------part
3------------------------------------------------------------
Tidak lama
dari penutupan acara Syukuran Wisuda KAMIL, saya mendapatkan pesan whatsapp
bahwa minuman yang saya beli untuk teman-teman jurusan sangat tepat ketika
mereka kehausan karena sudah foto-foto di beberapa tempat. Sehingga katanya
sangat berterimakasih karena sudah memberikan sesuatu (minuman tersebut) di
saat waktu yang pas, yakni ketika mereka kehausan. Alhamdulillah hati saya berkata
setelah membaca pesan whatsapp tersebut, ternyata untuk membuat oranglain itu
bahagia, tidak usah mengeluarkan banyak uang, cukup menyediakan apa yang mereka
butuhkan. Setelah itu mereka pun
menghampiri saya di Selasar Masjid Salman untuk memberikan kamera yang saya
pinjamkan tadi, dan mereka juga sangat berterimakasih karena file foto-fotonya
bagus dan bisa langsung mereka copy.
Nah
pelajaran yang saya dapatkan adalah untuk membuat orang lain bahagia adalah bisa
dimulai dengan hal-hal yang sederhana.