24 Jan 2017

Kuliah Umum


Hari Selasa, 24 Januari 2016. Pukul 09.00 WIB

Kuliah umum adalah kuliah terbuka yang wajib diikuti oleh mahasiswa yang telah diinfokan sebelumnya oleh prodi. Pada acara kuliah umum tersebut yang berlokasi di Gd. SAPPK lantai 6, mempunyai tema "Isu dan Visi Pengembangan Wilayah dan Kota: Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan". Kemudian yang menjadi narasumbernya adalah Bapak  Dr. H. Herman Hasanusi, MM, selaku Wali Kota Bandar Lampung dan ditemani oleh Bapak Dr. H. Zainuddin Hasan, M.Hum, selaku Bupati Lampung Selatan. 

Saya sangat antusias untuk mengikutinya dan memperhatikannya, terlebih jika beliau memaparkan potensi wisata di Lampung dan juga kebetulan acara tersebut merupakan kuliah umum pertama saya di ITB.

Acara berlangsung pada sekitar pukul 09.30 WIB, dengan pemateri pertama adalah Bapak Wali Kota Bandar Lampung, dengan pemaparan :
Profil Kota Bandar Lampung
Profil pribadi bapak wali kota
Progress selama beliau memimpin ( sekarang priode ke 2)
Rencana-rencana pengembangan kebijakan
Isu-isu sosial, ekonomi, dan budaya
Kemacetan dan solusi 
Pariwisata (pembangunan perhotelan)
Rencana Strategis pembangunan 
Program Keunggulan Kota Bandar Lampung (kesehatan, pendidikan, kurangnya pengangguran, PAD dan APBD, dsb)
Kondisi Politik

Setelah satu jam (lebih) berlalu, Bapak Bupati Lampung Selatan pun mendapatkan kesempatan untuk memaparkan materi yang tidak jauh seperti sebelumnya pak WalKot, namun beliau menurut saya sangat inspiratif dalam menceritakan kepribadiannya.
Menurutnya beliau tidak akan menyangka bahwa seorang anak Kampung bisa menjadi Bupati.
Kisah hidupnya pun sangat prihatin dengan latar belakang keluarga yang tidak mampu, namun karena kemauan yang tinggi untuk menimba ilmu setinggi-tingginya dengan cara berdagang, mencuci mobil, sales-man, beliau mampu keluar dari zona kemiskinannya. 
Tidak ada background politik, aparatur sipil, dan bisnis, beliau bisa menjadi Bupati. Satu keunggulan yang beliau sampaikan adalah "Komunikasi atau berbicara".
Memang saya nilai beliau sangat pandai berbicara dengan materi yang berbobot.
Pada akhir pembicaraan, beliau menyampaikan pesan kepada kami semua bahwa orang yang hebat adalah orang yang mau membuka wawasan, dan beliau juga mengatakan bahwa "Jangan Pernah Merasa Tidak Mampu Sebelum Anda Melakukannya, Karena Sesunguhnya Tidak Ada Orang Bodoh Di Dunia Ini, Melainkan Hanya Ada Orang Malas"

Sekian

Promo Dunkin Donut

Jadi pada hari Selasa 24 Januari 2016, saya mendapatkan SMS dari kartu telkomsel saya yang sudah jarang dipakai sejak kuota internetnya habis. Pengirimnya DUNKINDONUT yang berisikan:
Beli 6 Gratis 6 Donut dari Dunkin Donut Dago, Jl. Ir. H. Juanda 51. Tukarkan SMS ini segera. Hanya berlaku untuk hari ini. Selama persediaan masih ada”
Sebenarnya sms tersebut sudah 6x dikirim oleh Dunkin Donut, tapi berhubung hari ini saya bisa mampir, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba promo tersebut.
Setelah sholat magrib di Mesjid Salman, saya tidak langsung berangkat ke tempat tersebut, melainkan saya mengecek kebenarannya dengan cara browsing di google dengan mengetikan keyword “promo dunkin donut”, ternyata ada beberapa orang yang menulis pengalamannya untuk memanfaatkan promo tersebut.
Dengan berbekal pengetahuan yang didapat dari tulisan tersebut, saya memutuskan untuk pergi ke Dunkin Donut Dago yang letaknya tidak jauh dari Kampus ITB (dengan niat jika tidak dapat promo saya akan langsung pulang tanpa membeli apa-apa :D ).

ketersediaan amunisi

Sesampainya saya di sana pukul 7 malam (tidak banyak antrian), saya langsung menanyakan kepada pegawai yang sedang membersihkan meja bekas tamu makan, “mas promonya masih ada ?” .
“Ya masih ada” jawab mas-nya, tidak lama kemudian setelah selesai membersihkan meja, lantas mas nya melayani saya.
absensi kehadiran

Sebelum saya membeli Donut promo, saya diminta mas-nya menuliskan nomor telkomsel beserta nama lengkap dan tanda tangan. Setelah itu smartphone saya dipinjam mas-nya untuk melakukan konfirmasi ke telkomsel dengan mengetikan kode rahasia. Setelah proses itu selesai, saya bebas memilih Donut yang saya akan beli (12pcs/1 lusin) dengan harga Promo Rp 59.400.-


queue


Setelah membayar uangnya di kasir, saya mendapat info dari mba-nya bahwa promo ini hanya berlaku sekali untuk nomor telkomselnya dan berakhir promo sampai dengan tanggal 2 februari 2017.
Alhamdulillah cukup menyenangkan bagi saya mendapat promo yang demikian, mengingat saya masih dalam golongan kategori “Mahasiswa” :D
Sekian pengalaman yang saya dapat share, trims Telkomsel dan Dunkin Donut.

10 Jan 2017

Officialy I'm ITB Student


Jika kau meyadari, maka sesunggunya waktu berputar begitu cepat. Ya benar sekali, saya rasa kiranya baru saja lulus sidang kemudian wisuda di UPI tahun lalu (2016), dan sekarang saya Alhamdulillah pada tahun 2017 ini telah dinyatakan secara resmi sebagai mahasiswa ITB (Institut Teknologi Bandung).
Setelah melalui beberapa tahapan test, kampus terbaik pertama di Indonesia di tahun 2016 (menurut Kemristekdikti) menjadi rumah kedua saya.

Menurut saya adalah suatu kebanggan sekaligus suatu tantang bisa kuliah di kampus ITB ini. Kebanggaannya adalah meskipun saya tergolong orang yang mempunyai serba keterbatasan, baik kapasitas maupun materi, tetapi saya bisa membuktikan kepada orang tua, teman, dan yang lainnya bahwa siapa yang telah berdoa, berusaha dengan sungguh-sungguh, dan tentunya pasrah, maka Allah akan menunjukkan jalan terbaiknya, ya saya akhirnya diterima di kampus Ganesha ini. Kemudian tantangannya adalah saya harus bisa merubah diri saya yang tentu harus lebih baik dari pada sebelumnya di S1, saya harus bisa (kerasnya dituntut bisa) untuk belajar lebih keras, personality yang lebih down to earth, dan tentunya melakukan yang terbaik.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya mendaftar program Pascasarjana ITB tahun 2016.
Awalnya saya tidak terpikirkan untuk masuk ke ITB ini yang banyaknya jurusan tekhnik , kemudian karena saya lulusan anak pariwisata UPI (MRL) S1, automatically lanjut ke Pariwisata lagi untuk S2 agar bisa relavan (memang saya suka dengan pariwisata :D) . Singkat cerita saya mencari-cari kampus mana sih yang punya program S2 Pariwisata, setelah dapat info tersebut akhirnya saya list:

Pertama, UGM di Jogja dengan jurusan Kajian Pariwisata.
kenapa di UGM ? karena SPP nya lebih murah dari pada di ITB, Akredtasi B (minimal B tidak C), Dosen saya alumni sana, sangat berbobot untuk penyampaian / ngajar-mengajar materi tentang pariwisata nya.

Kedua, UNUD di Bali dengan jurusan Kajian Pariwisata
kenapa di UNUD? karena akreditasi jurusan tersebut sudah A, kemudian Bali adalah sebagai laboratorium dunia Pariwisata, jadi bisa sangat ideal apabila belajar Pariwisata dengan bisa langsung mempraktikannya disana.

Ketiga, ITB di Bandung dengan jurusan Perencanaan Kepariwisataan (Tourism Planning)
Kenapa di ITB ? Banyaak alasannya, karena SPP di ITB masih terjangkau dibanding swasta. Kemudian ITB punya Pusat Penelitian Pariwisata (P2PAR). Lalu rumah saya di kab.Bandung, which is gak perlu ada tambahan biaya untuk kost, makan, dsb. Terakhir testnya hanya TPA BAPPENAS dan TOEFL (tanpa ada proposal thesis)

Keempat, IPB di Bogor dengan jurusan Ecotourism (ekologi pariwisata)
Kenapa di IPB ? ini merupakan pilihan terakhir saya karena jurusannya sangat relavan untuk bisa melanjutkan S2, saya tidak tahu terlalu banyak mengenai jurusan tersebut, yang saya tahu dosen saya alumni jurusan tersebut sangat mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai kepariwisataan.

Dari ke-empat kampus tersebut, akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada ITB dengan jurusan Perencanaan Kepariwisataan yang masuk ke dalam fakultas Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebiijakan (SAPPK). Sebagai informasi saja, ITB untuk program Pascasarjana, membuka Dua kali pendaftaran di setiap tahunnya, yakni pada bulan Juni dan Oktober. CMIIW

Proses pendaftaran dimulai dari sini:
info lengkapnya di www.usm.itb.ac.id

Awal pendaftaran kita diminta untuk mengisi data calon mahasiswa ITB sebagai berikut:
1. Biodata
2. Asal Pendidikan S1
3. Program Studi S2 di ITB
4. Sumber Dana (pribadi atau beasiswa)
5. Surat Rekomendasi (dari minimal 2 dosen dikirimkan via email oleh ITB)

lalu diharuskan meng-Upload Data
1. Ijazah program Sarjana asli
2. Foto formal yang terbaru
3. Bukti Kepemilikan Asuransi Kesehatan (discan)
4. Bukti Transfer Biaya Pendaftaran (discan)
5. Sertifikat Nilai Bahasa Inggris (TOEFL) (discan)
6. Sertifikat Nilai TPA BAPPENAS (discan)

meng-upload data yang telah disediakan oleh ITB:
1. Surat Mengikuti Program Magister
2. Surat Perjanjian dengan ITB
3. Surat Pernyataan Keaslian Dokumen (harus ada materai 6000)
4. Surat Pernyataan Kesanggupan Membiayai Program Magister
5. Pernyataan Tujuan (Statement of Purpose)


Setelah melengkapi hal tersebut, hal yang perlu dipersiapkan adalah TPA BAPPENAS dengan skor minimal 475 dan juga TOEFL dengan skor minimal 475.
Pertama TPA BAPPENAS.
Dalam test TPA  ini tidak harus mengikuti yang diselenggarakan oleh ITB seperti yang di gambar atas (pada tanggal 5 dan 19 november), kita juga bisa mengikuti TPA yang diselenggarakan baik itu di kantor BAPPENAS yang di Jakarta, maupun di kampus-kampus lain, karena masa berlaku sertifikat TPA BAPPENAS itu 2 tahun, terhitung sejak tanggal test yang diikuti.
Pada pendaftaran pertama saya untuk test TPA berlokasi di ITB tepatnya di GKU Timur (Gedung Kuliah Umum) pada tanggal 5 November, sayangnya saya hanya mendapatkan skor 440, lalu dengan semangat yang masih ada saya akhirnya mencoba untuk kedua kalinya test TPA di kantor BAPPENAS yang ada di Jakarta pada tanggal 20 November. Setelah menunggu 4 hari akhirnya saya mendapatkan email (masuk ke spam) tertera saya mendapatkan skor 500,03 dengan trik mengerjakan soal yang belakangnya dahulu hehe. Alhamdulillah lalu sertifikatnya tiba 2 minggu kemudian di rumah.


Selanjutnya Test TOEFL
Sebelum saya test TOEFL di UPT Bahasa ITB, saya mengikuti kursus bahasa inggris dengan mengambil program TOEFL di Kampung Inggris Pare-Kediri-Jawa Timur selama 1 bulan. Disana saya dicekoki materi-materi TOEFL dimulai pagi sampai malam :D gak sia-sia akhirnya yang semula test TOEFL saya di UPI hanya mendapatkan skor 470, di ITB saya mendapatkan skor 510 atau dengan skor 91 (hitungan UPT ITB).

Lalu setelah melengkapi persyaratannya, tahap selanjutnya adalah Interview dengan Ketua Jurusan dengan jadwal berikut:
Magister Terapan Perencanaan Kepariwisataan
Wawancara
18 November 2016, 08.00 – 11.30
Prodi Perencanaan Kepariwisataan

Terakhir adalah tinggal menunggu dan berdoa..
Akhirnya pada tanggal 10 Desember saya dinyatakan lulus untuk bisa mengikuti program Pascasarjana dengan jurusan Perencanaan Kepariwisataan. Alhamdulillah.
Kemudian tepat pada tanggal 10 Januari, saya melakukan pendaftaran ulang di Gedung Rektorat ITB CCAR letaknya di depan BALTOS Tamansari.

Sekian informasi yang dapat saya bagikan.

Let's begin new life with new effort :D










Anugrah terindah

Sabtu, 3 Juni 2023 adalah hari di mana yang tidak pernah terlupakan, karena anugrah itu datang, putra pertama kami lahir.  Semoga menjadi an...