19 Jun 2019

Mudik 2019; Jakarta - Bandung 12 jam !

Pada Lebaran Idul Fitri 1440 H ini saya dan keluarga mudik setelah lebaran H + 2, tepatnya hari Jum'at tanggal 7 Juni 2019. Mudik dari Bandung menuju Jakarta mungkin terdengar aneh karena biasanya orang-orang yang mudik dari Jakarta ke daerah, namun keluarga saya malah sebaliknya yakni dari daerah ke Jakarta. Sepanjang perjalanan saya sangat bersyukur karena arus mudik dari Bandung ke Jakarta ini tidak terlalu padat, sehingga waktu tempuh Bandung-Jakarta hanya memakan waktu 4 jam saja. Kami berangkat dari rumah pukul 06.00 pagi dan sampai di Jakarta pukul 10.00 dengan menggunakan kendaraan Bus Primajasa. Untuk menghemat biaya perjalanan kami menggunakan Bus Primajasa Bandung-Bekasi Ekonomi, untuk tarifnya hanya Rp 38.000 / orang, setelah sesampainya di Bekasi kami melanjutkannya dengan GoCar dengan tarif Rp 81.000.
Di sepanjang perjalanan kendaraan menuju Jakarta tidak terlalu padat, namun sebaliknya dari Jakarta menuju Jawa Tengah sangat padat sekali padahal sudah diberikan jalur contraflow. Trend mudik 2019 ini menurut saya lebih banyak orang yang kembali ke kampung halaman setelah lebaran, bukan sebelumnya. Sehingga dengan waktu yang bersamaan terjadi kepadatan di ruas toll Cikampek menuju Cipali. Maka terdapat ruas jalan toll yang diberlakukan satu arah atau one way , pada saat sesi mudik diberlakukan one way dari Toll Kali hurip hingga Semarang. Sangat beruntung perjalanan mudik kami sekeluarga ke Jakarta tidak terdampak kebijakan one way di ruas jalan Toll, sehingga Bandung - Jakarta bisa ditempuh dalam 4 jam saja. Saat bersilaturahim di Jakarta, kami hanya menghabiskan waktu selama dua hari saja yakni hari Jumat dan Sabtu (tanggal 7 - 8 Juni 2019), kemudian untuk hari Minggu nya (9 Juni 2019) kami memutuskan untuk pulang ke Bandung.

Cerita perjalanan Jakarta - Bandung 12 Jam ini dimulai saat kami hendak menuju Bandung pada tanggal 9 Juni 2019.





Di pagi hari yang cukup cerah dengan dibaluti sinar matahari yang cukup hangat, kami mengawali perjalanan ke dari Jakarta menuju Bandung tepat jam 08.00 WIB. Kami memilih rute dan transportasi yang sama untuk menuju Bandung, yakni harus transit ke Bekasi terlebih dahulu dan menggunakan Bus Primajasa. Perjalanan kami dimulai dengan menggunakan GrabCar untuk menuju Bekasi dan pukul 08.30 kami sudah sampai di Gerbang Toll Bekasi Timur. Di tempat itu pula lah kami biasa menunggu kedatangan Bus Primajasa Ekonomi yang mengarah ke Bandung. Selama 15 menit kami menunggu Bus Primajasa dengan berdiri dan sesekali duduk di pinggiran bahu jalan, pada hari itu tidak ada tanda-tanda akan hujan, sehingga sinar matahari di daerah Bekasi cukup panas. Setelah Bus Primajasa tiba, saya segera naik dan menempati kursi di baris ke dua paling belakang dan tidak lama kemudian Bus berangkat menuju Bandung pukul 09.00 WIB melalui jalur Toll.
Tidak ada di benak saya bahwa perjalanan kali ini akan ada penyesuaian one way di Toll karena 20 menit pertama perjalanan menuju Bandung cukup lancar, hingga akhirnya terjadi kepadatan di ruas Toll Cikarang. Pada saat adanya kepadatan lalu lintas ini, saya coba mencari tahu ada apa sebenarnya yang terjadi karena saat itu kondisi jalan benar-benar tidak bergerak, sesekali bergerak maksimal kecepatan hanya 10 km/h. Setelah baca-baca kicauan di twitter, ternyata ada penyesuaian one way atau satu arah dari arah Cipali menuju Jakarta yang mengharuskan arah ke Bandung dialihkan melalui jalan arteri nasional. Setelah kurang lebih 2 jam berada di Toll, akhirnya saya melihat beberapa mobil polisi beserta Traffic Cone yang menghalangi jalan agar mobil-mobil yang berada di ruas Toll Bekasi mengarah ke pintu keluar Tol Cikarang Barat. Dampak dari diberlakukannya kebijakan one way, maka jalur di sepanjang jalur keluar Tol Cikarang Barat sangat macet

5 Jun 2019

Meneladani sifat baik Ibu. Mom, you are my everything.

Mom, you are my everything

Kata-kata tersebut merupakan ungkapan seorang anak yang sangat mencintai ibunya. Ibu adalah segalanya, tentu setelah Allah dan Rasulnya.
Kini usianya sudah 59 tahun, kerut di wajahnya semakin banyak, dan kondisi tubuhnya tidak prima seperti dulu kala. Namun semangat Ibu untuk berbuat baik tidak pernah berkurang sedikitpun. Ia masih kuat mengajar di Sekolah Dasar dengan membawa motor Supra X 125 warna merahnya. Ia sanggup menjalankan tugasnya dengan menghadapi cuaca yang tidak menentu, kadang panas terik, hujan, banjir. Macet di jalan raya sudah bukan sesuatu yang aneh. Setiap hari ia menempuh perjalanan Dayeuhkolot-Situgunting dengan hati yang ikhlas, meskipun terkadang ia menggerutu dengan kondisi tubuh yang sudah menua itu. 

Ibu jasamu sangat besar, tidak hanya mendidik muridnya di sekolah, tapi ia juga mendidik anaknya yang di rumah, hingga tidak terasa kini usia saya yang mencapai 24 tahun.
Mendidik dari cara Ibu adalah bukan hanya perintah atau omongan belaka, ia terlebih dahulu memberikan contoh yang baik sebelum menyuruh. 
Setiap harinya, Ibu selalu memberikan nasihat yang baik. Kata-kata yang paling berharga dan selalu dikenang adalah; kalau ada masalah harus sabar, jangan lupa sholat, dan perbanyak sedekah, karena menurut Ibu dengan semua itu maka ketika kita ada masalah sebesar apapun, insyaaAllah Allah akan menolongnya, karena pertolongan Allah datang bagi hambanya yang taat beribadah.

Di usia yang sudah menginjak 59 tahun ini, Ibu gemar sekali bersedekah kepada orang-orang sekitar, baik di lingkungan sekolah, di jalanan, maupun di lingkungan rumah. Di lingkungan sekolah ia suka berbagi makanan dengan siapapun, misalnya ketika beli makanan, ia selalu menyempatkan membeli lebih dari satu, yakni agar rekannya bisa memakan makanan bersama-sama. Selain itu Ibu juga suka bercerita bahwa ia suka menyisihkan uangnya untuk diberikan ke penjaga sekolah, mengingat penjaga sekolah hanya mendapatkan gaji di bawah UMR. Maka tidak heran dengan kebaikannya, Ibu suka bercerita banyak dibantu teman-temannya, dibantu mengurusi administrasi sekolah, nilai anak-anak, rapot, dsb.

Di perjalanan, Ibu juga gemar bersedekah kepada tukang parkir dan tukang yang mengatur lalulintas di pertigaan. Ia kadang suka mengasih lebih dari yang seharusnya ia bayar. Bahkan ia sampai kenal dengan nama tukang parkirnya, pun sebaliknya.

Di lingkungan rumah, Ibu gemar bersedekah dengan tetangga rumah depan, samping, dan belakang. Jika ada makanan lebih atau ada buah-buahan hasil kebun (pepaya, sirsak, dan belimbing), ia tidak lupa untuk membagi-bagi ke tetangga. Selain itu, anak-anak kecil suka Ibu kasih uang Rp 2.000 an per orang, hingga sampai anak-anak tersebut sudah menunggu di pintu pager saat Ibu pulang untuk membukakannya, bahkan ketika bulan puasa kemarin (1440H) anak-anak yang membangunkan sahur dikasih uang saat melintasi jalan depan rumah. 

Ibu di dalam keluarga sangat berperan penting, dari mulai menjadi pendidik dan pemberi contoh yang baik, koki yang handal, pengatur keuangan, tempat curhat, suka bersih-bersih, dan juga seseorang yang taat beribadah. Maka tidak ada kata yang pantas diungkapkan seorang anak kepada Ibu kecuali 'Ibu adalah segalanya'. 

Ibu selalu menerapkan prinsip kepada anaknya "Ilmu itu cahaya, bodoh itu bahaya". Maka dengan sekuat tenaga Ibu berusaha menyekolahkan anaknya hingga ke tingkat bangku perkuliahan, karena yang Ibu mau anak-anaknya harus hebat, melebihi dirinya. Salah satu cara untuk mendapatkan Ilmu adalah dengan sekolah setinggi-tingginya agar mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang luas, yang diharapkan menjadi cahaya penerang kehidupan anaknya. Sebaliknya jika kita tidak mencari ilmu, maka kebodohan akan hinggap dan itu akan menjadi bahaya bagi setiap langkah yang akan ditempuh dalam kehidupan anaknya.

Setiap sholat, saya selalu menyempatkan untuk mendoakan Ibu agar selalu diberikan kesehatan, kelancaran dan kemudahan dalam hidupnya.  Terimakasih Ibu telah menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya, semoga doa-doamu menjadi cahaya penerang kehidupan yang membimbingku pada jalan yang semata-mata untuk meraih ridhaNya. 

4 Jun 2019

Terimakasih ya Allah, Selamat Idul Fitri.

Terimakasih ya Allah di umur 24 tahun ini, saya sudah melewati banyak hal yang cukup memberikan banyak pelajaran hidup bagi saya. Pelajaran hidup tersebut sangat berharga, susah maupun senang.
Saat susah Engkau selalu memberikanku jalan keluar, dan saat senang Engkau selalu menanamkanku rasa syukur.

Terimakasih ya Allah, tanpa disadari Engkau telah membuat skenario yang indah, engkau telah menunjukkan jalan lurusMu kepadaku. Perlahan-lahan aku mulai berjalan di jalan hijrah ini. Perlahan-lahan juga aku mulai meninggalkan kebiasaan buruku.

Ubahlah diri ini menjadi lebih baik ya Allah..
Tetapkan rasa istiqamah di jalanmu ya Allah..
Terangi hati ini dengan cahayamu ya Allah..
Berikanlah selalu petunjuk darimu ya Allah..

Kini Ramadhan pun berakhir, ada rasa sedih dan bahagia sekaligus.
Rasa sedih itu adalah semoga ini bukan Ramadhan yang terakhir
dan rasa bahagia itu adalah adanya harapan agar semua amal ibadah bisa diterima, juga adanya harapan agar diampuninya dosa-dosa yang telah berlalu.

Terimakasih ya Allah, bulan Ramadhan kali ini bisa lebih banyak menghabiskan waktu denganMu dan juga dengan keluarga tercinta.

Taqabalallahu minna wa minkum, taqabbal yaa kariim.
Semoga Allah menerima amal ibadah kita.

Selamat Idul Fitri, 1 Syawal 1440 H.
Mohon maaf lahir batin.

Anugrah terindah

Sabtu, 3 Juni 2023 adalah hari di mana yang tidak pernah terlupakan, karena anugrah itu datang, putra pertama kami lahir.  Semoga menjadi an...