12 Feb 2016

Malaysia ! I'm comming..

Lanjutan....
Malam mulai menyelimuti kelelahan kita dan pagi menyambut kita dengan diberikannya udara yang segar dan sinar matahari yang hangat. Waktu menunjukkan tepat jam 6 pagi kita masih di bawah aurora perjalanan. Kondisi udara kereta yang dingin, berdampak pada tubuh yang sedikit mengigil karena posisi tidur di double decker paling atas, yaitu itu dekat dengan lubang saluran AC nya ! Brrrr..
Setelah terbangun dan tersadar saya langsung tancap gas untuk bergegas ke kamar mandi di KTM, untuk menyetor (you know what i mean hehe) dan setelah itu lekas ambil Wudhu. Sholat Subuh  dilaksanakan di tempat tidur kereta. Guys ! Waktu Malaysia itu ternyata berbeda lebih lambat 1 jam dengan waktu Indonesia. Jadi jam 6 pagi di Malaysia sama seperti jam 5 pagi di Indonesia. Masih gelap suasana di luar sana.
Ketika saya melihat sekitar gerbong kereta, teman-teman saya ada yang masih asyik dengan dunia mimpinya, ada yang sedang siap-siap, ada yang sedang sholat juga. Setelah memperhatikan teman-teman, saya melihat seorang Dewi ini panik sendiri, katanya takut kelewat Stasiun KL Central nya, hmmm benar juga sih, tanpa pikir lama akhirnya saya buka aplikasi Google Maps secara Offline (karena tidak bisa connect internet) dan tentu dengan mengaktifkan GPS nya, dan setelah dilihat ternyata masih belum sampai di KL Central alias masih jauh perjalanannya. Kemudian akhirnya sekitar jam 7 pagi waktu Malaysia kita sampai di Stasiun Sentral Kuala Lumpur dengan selamat dan kondisi badan yang fit. 
Suasana di pagi hari di Statisun Sental Kuala Lumpur

Sesampainya disana kita langsung cari tempat untuk breakfast, tepat di dekat naik/turun penumpang kereta ada sebuah restoran fastfood yakni KFC. Kami memilih sarapan disana, karena harga atau biaya nya terbilang cukup murah, satu porsi sarapan yang di dalamnya ada nasi, ayam, dan kopi cuma mengeluarkan 4 RM (Ringgit) 4RM = 14 Ribu Rupiah, ini tentu sangat berbeda jauh jika kita di Singapore yang memakai Sing. Setelah sarapan, kita pergi ke Money Changer buat menukarkan uang Sing Dollar ke Ringgit Malaysia (RM), dan tidak lupa kita semua membeli kartu provider internet.

1GB percuma sepanjang hayat

Saat pergi ke mini market masih di area KL Sentral, kita ditawarkan oleh SPG berupa perdana internet dengan provider U-Mobile Power, ini mungkin yang provider dengan harga yang paling murah di mini market tersebut (sempat liat perbandingan harganya dengan provider lain). Harga kartu perdana U-Mobile yaitu hanya 10 RM dapat 1 GB Percuma loh ! (Gratis 1 GB maksudnya)
Nah saat registrasi internet, kita harus menunjukan passport ke petugas penjualnya. 
Selesai dari tempat tersebut kita langsung bergegas untuk beli tiket MRT seharga 1,3 RM yang berbentuk koin dengan tujuan perjalanan ke Pasar Seni. 
Suasana menunggu kereta

Setelah sampai di Pasar Seni kita semua langsung berjalan kaki menuju tempat penginapan (tidak jauh lokasi dari stasiun kereta), penginapan tersebut menurut saya sangat recommended untuk yang hobi backpakeran, info penginapan tersebut didapat dari teman saya si Dewi, dia sebelumnya kepoin dulu penginapan-penginapan murah yang ada di Malaysia sampai akhirnya dapat penginapan yang recommended bernama Marquee. Lokasinya strategis, yakni dekat dengan pusat dan keramaian kota, keluar pintu dari guest house langsung berada di jalan Pasar Seni yang merupakan tempat penjualan aneka barang seni atau cinderamata oleh-oleh dari Malaysia. 
Pasar Seni KL Malaysia
Saya rasa guest house ini merupakan tempat yang terbaik sebagai tempat menginap, disamping mempunyai lokasi yang strategis (gak terlalu jauh dari statisun) juga tempatnya nyaman dan bersih, dan yang terpinting kita semua dapat breakfast juga loh ! Even we got only roti selai beserta minumnya teh dan kopi. Dan  untuk harganya sangat bersahabat yaitu sekitar 28 RM untuk 1 kamarnya yang menampung 6 orang  :D. 

Tempat tidur double decker
Karena keterbatasan ruangan jadi saya cuma berhasil mendokumentasi foto tempat tidurnya nih. Maybe someday when i have to backpacker to Malaysia for twice i'll choose this place as a temporary house ! hehe

11 Feb 2016

Singapore ! I'm Comming...




Merlion Park
          Ya, meski sudah mainstream, tapi honestly di umur ke 20 tahun ini saya baru menginjakan kaki di negara orang, Singapore. Negara yang tidak lebih luas dari Kabupaten Bandung. Pertama kali saya ke Singapore, saya tiba di Pelabuhan Tanah Merah sekitar jam 11 am dan langsung jalan menuju imigrasi Singapore yang berada di dalam gedung pelabuhan tersebut. Sampai di sana saya menunjukan passport dan ktp untuk pemeriksaan. Dari jumlah total 7 orang , hanya saya dan dewi yang lolos pada pemeriksaannya, (mungkin  saya dan si dewi punya chemistry petugas imigrasinya apaan sih), dan 5 orang temen saya (Vero, Ipong, Fakhri, Tania, Butet) diperiksa dan dicek ulang oleh petugas yang berada di samping pinggir. Sekitar 10 menitan akhirnya dipersilahkan untuk keluar dari pemeriksaan dan bisa melanjutkan perjalanan. (hati-hati jangan mengambil foto sembarangan saat pemeriksaan di imigrasi, ada fine nya).


SBS Transit
Ketika saya dan temen-temen sudah keluar dari gedung pelabuhan tersebut, saya dan teman - teman langsung merasa kebingungan untuk mencari kendaraan transportasi publik. Kalo di Indo sih banyak taxi yang menawarkan/berjajar, disana hanya ada beberapa taxi dan ternyata setelah menanyakan ke supir taxi untuk mebawa kami ke pusat kota harga yang ditawarkan mahal sekali, katanya $s 50 Cuma buat ke 1 destinasi aja, artinya sekitar 500rb dan kalo dibagi rata 7 orang, masing-masing bayar  $s 7 . Taxi disana memakai mobil biasa yang bisa cukup 7 orang (seprti Inova). Tanpa pikir panjang kita menolaknya dan langsung mencari alternatif  bus karena harganya jauh lebih murah. Hal bodoh yang pertama kita lakukan adalah salah menunggu, dimana saat itu situasinya kita kebingungan mencari halte bus, maklum baru pertama kali kesini hehe. 
Dengan semangat dan perjuangan 45, kita menyusuri jalan keluar, akhirnya kita menemukan Bus SBS (Singapore Bus Transit), tapi bus itu gak berhenti di depan kita melainkan tetap jalan, padahal kita orang ni mau naik. Setelah dipikir-pikir ternyata kita menunggu bus gak pada tempatnya (halte) sehingga bus itu ya tetap maju. Saat kita mengejar bus di halte  itu, bus tersebut ternyata langsung maju tanpa melihat ada penumpang yang akan naik.  Kita semua pada tertawa bodoh, iya jelas kita berada di tempat yang buat nunggu bus, yang seharusnya kita menunggu tepat di tempat halte bus nya. Setelah melihat petunjuk informasi bus, ternyata bus yang arah ke Bedok itu dengan kode 225w ada setiap 10 menit sekali (sangat efisien). Patut diacungi 2 jempol tangan !  
Akhirnya setelah menunggu 10 menit, Bus SBS kunjung datang dan kita tanpa pikir panjang langsung menaiki bus tersebut. Ada yang unik dari sistem pembayaran di Bus SBS ini , jadi masyarakat Singapore telah mempunyai semacam kartu SBS yang sistemnya adalah autodebit yang diperuntukan untuk pembayaran Bus SBS. Ketika naik bus mereka hanya menempelkan kartu tersebut ke sensor yang nantinya saldo mereka akan terpotong secara otomatis. Nah untuk wisatawan diharuskan membayar secara cash  dengan memasukan uang sen (koin)  ke kotak yang sudah disediakan, nantinya tiket akan otomatis keluar. 
Ketika kita gak punya uang koin, kita semua sempat bingung untuk melakukan  cara pembayarannya gimana dan dengan memberanikan diri saya bertanya langsung ke drivernya “Can i use this for pay the ticket sir ?” Saya saat itu sambil membawa dan menunjukan uang kertas $2, terus driver berbicara kepada saya dengan menggunakan bahasa mandarin yang jelas saya gak tau artinya apa. DIsitu saya  keder  mau bayar ditolak, gak bayar takut terkena denda atau hukum. Dengan berani (lagi) saya bertanya kepada driver tersebut yang pertanyaannya sama persis, dan si driver Cuma bilang “Please sit sir !” yasudah saya duduk dan memberitahukan kepada teman-teman bahwa kita disuruh duduk aja, tapi saya masih bertanya-tanya apa maksud driver itu, apakah saya duduk terlebih dahulu, kemudian bayar, seperti naik angkot atau karena si driver ngejar waktu tanpa ngejar setoran, heran juga. 
Ketika kita semua sampai di St. Bedok dan hendak turun, saya menyempatkan bertanya lagi ke driver bus tersebut untuk membayar tarif bus dengan menyodorkan $s2 kertas, kemudian saat ku tatap wajah sang drivernya dan gesture tubuhnya seolah-olah saya disuruh turun langsung tanpa harus membayar. Oke lah kalo begitu, saya anggap dia / perusahaan nya sudah kaya, jd gak perlu kejar setoran ha ha ha.
Setelah sesampainya di St. Bedok kita langsung pergi ke stasiun LRT (Light Rapid Transit) untuk menuju daerah  Bugis Street dengan kode EW 12 (Green Line ). Sebelum naik LRT kita diwajibkan mempunyai atau membeli tiketnya.



Tiket MRT/LRT
Distasiun kita membeli tiket dengan sistem komputerisasi, artinya kita memilih dulu keretanya (MRT atau LRT), setelah itu tujuannya, dan terakhir baru pembayarannya. Setelah memasukan sejumlah uang yang telah ditentukan oleh sistem, baru akan muncul tiketnya. Ohya tiketnya berbentuk kartu nama dan berbahan kertas, tapi canggihnya tiket itu bersinkronisasi dengan sesnsor yang ada di pintu masuk/keluar. Jadi ketika kita mau melewati pintu penjaga, kita cukup menempelkan kartu tiket tersebut, dan otomatis pintu akan terbuka. Canggih wa.



Suasana Bugis Street
Kenapa kita langsung meluncur ke Bugis Street ? alasannya kita mau langsung belanja, biar gak sia-sia waktu one day trip kita di Singapore .
Setelah belanja saya cek saldo di dompet ternyata kalap juga nih belanja buat oleh-oleh menghabiskan sekitar 500rb untuk pembelian baju, tas , miniatur singapore, jam, pokoknya yang murah-meriah aja. Baju $s 10 for 3, tas $s 10 for 4.

Di Bugis Street ini susah buat nego harga, karena mereka udah menyantumkan harga tiap barangnya. Jadi kalau mau kesini anggarkan uang itu wajib, kalo gak dianggarkan bisa-bisa kalap.

Handbook
Ohya kalau mau jalan-jalan jangan lupa bawa Singapore City Map yang bisa didapatkan secara gratis, biasanya tersedia di tempat-tempat transit. Bentuknya semacam flyer/handbook. Di dalamnya banyak sekali informasi terkait kepariwisataan Singapore, dari mulai map, jadwal bus, destinasi wisata, fasilitas pendukung, hingga paket tour.
Setelah kita semua lelah belanja di Bugis, kita langsung cari tempat untuk makan siang. Semua sepakat kalau di restoran kita takutnya ada makanan yang gak halal, jadi kita prefer ke fast food saja. Gak jauh dari Bugis Street kita menemukan restoran fast food Mang Donal (beda ya bukan yang di Katapang kabupaten bandung). Disitu saya pesan  Burger dan French Fries sama minuman nya,total $s 5, dirupiahkan sekitar 50rb. Saya pikir Mang Donal nyediain nasi seperti di Indo, ternyata disana tak ade nasi, jadi ya pakai French Fries.
Habis dari daerah Bugis, selanjutnya menuju daerah Marina Bay dengan naik LRT dari Bugis (EW12) ke tempat transit Raffles Place (EW14), kemudian disambung dengan MRT (NS26) Marina Bay. Marina Bay ini tempat yang wajib dikunjungi kalo ke Singapore, udah tau kan alesannya ? yap, benar, tempat tersebut adalah Icon dari Singapore yakni patung Singa Putih yang memancurkan air, patung tersebut dinamakan Merlion. 
Setelah sampai di stasiun Marina Bay, akhirnya kita bergegas untuk keluar dari stasiun tersebut, dan apa yang terjadi, saat itu kondisinya sangat melebihi ekspetasi. Kita tidak sampai di Marina Bay mlainkan sampai di belakang gedung Sky Park (gedung yang ada perahu di atasnya) persis di belakangnya, jadi kaget juga kenapa bisa muncul di tempat yang sangat dekat dengan gedung tersebut. Mau ambil foto pun gak bagus, karena kalo difoto pasti gedungnya ga kebawa full. Contohya seperti dibawah ini :D
Realita yang tidak sesuai dengan Ekspetasi
FYI Gedung Sky Park ini mempunyai 57 lantai yang diperuntukan untuk convention, exhibition, casino, shopping, restaurant, museum, hotel. Dan yang lebih menakjubkannya lagi ada kolam infinity di bagian atasnya.

Candid nih
Singkat cerita, kita semua pada penasaran untukmenemukan tempat yang pas untuk foto-foto di daerah Marina Bay, so we decided kembali ke stasiun dan naik lagi LRT ke arah Marina Southnya, yang ternyata itu malah lebih jauh untuk menjangkau lokasi strategis Marina Baynya. Tak payah, terpaksa dengan semangat 45 kita berjalan jauh sekitar 20 menitan untuk sampai di Marina Baynya dengan membawa buah tangan atau ten-tengan yang didapatkan dari Bugis Street.

Hausss
Setibanya disana saya mengalami dehidrasi dan tanpa pikir panjang langsung saja meminum air dari semprotan Merlion nih.

Just for your Information bahwa pembuatan rancangan Master Plan untuk Marina Bay Waterfront itu didesain oleh Ridwan Kamil selaku wali kota Bandung. So proud of him !!
Sorry fotonya gak cerah, maklum saat kita disana saat hujan akan turun. FYI jangan lupa sediakan air minum yang banyak, karena disana saya beli satu botol mineral water 600ML di mini market sekitaran Marina Bay seharga $4 atau 40rb, maka dari itu saya bertiga patungan untuk beli satu botol mineral waternya. Tak payah e


Mix face between happy and tired
But Finally this is awesome place with awesome friends, tempat strategis buat foto nya, di depan ya, di depan gedung itu tuh.. :D

Ini adalah 6 teman saya yang pergi backpackeran ke Singapore pada hari senin tanggal 11 januari 2016. Dari sebelah kanan saya sendiri (pakai kacamata), butet, dewi (yang pegang tongkat narsis), ipong, banyol, vero, dan Tania. Meskipun lelah untuk lari dari kenyataan jalan, tapi kita masih bisa tersenyum. :D
Gak kerasa waktu berlalu begitu cepat , dan jam sudah menunjukan pukul 6 sore, itu artinya harus ready to go to Woodlands ! Kurang puas sih keliling negara mungil ini, maybe someday, kalau ada rezekinya, waktunya,  saya akan kesini lagi untuk explore destinasi wisata yang lebih banyak. 
Ohya Woodlands itu adalah tempat transit buat yang mau pergi ke Johor Baru, Malaysia. Kondisi saat itu saat kita hendak ke Woodlands, di stasiun MRT adalah kondisi yang benar-benar padat, pasalnya saya berbarengan dengan jam pulang kantor, dan dahsyatnya adalah kepadatan manusia-manusia yang bejubun saat itu di stasiun bawah tanah. Mungkin kalau di Indo adalah kemacetan di Jalan Raya saat jam pulang kerja.
Di Singapore ini memang patut diacungi jempol untuk kedisiplinannya dan kebersihannya, karena saat kita hendak naik/turun menggunakan eskalator, posisi kita harus di sebelah kiri bagi yang santai, dan posisi sebelah kanan untuk yang sedang terburu-buru, dan kondisi ruangan stasiun bawah tanah sangat bersih, layaknya ada di dalam mall. Untuk naik MRT ke arah Woodlands kita harus membeli tiketnya lagi, sekitar $s2 dengan rute tujuan NS9 (Woodlands) dan melewati 16 stasiun/pemberhentian. Cukup lama juga kita berada di MRT  dengan posisi bediri, dan terbilang crowded. 
Ohya ternyata ketika saya masuk ke MRT ini dan mengamati masyarakat singapore, mereka semua sudah autis gadget sekali, semua orang asyik memainkan smartphonenya, so gak ada satupun yang mengobrol dengan teman atau kerabatnnya.


Denda nih
Terus yang harus diperhatikan adalah larangan-larangan yang gak boleh dilakukan ketika berada di MRT, salah satunya adalah minum dan makan. Suatu ketika saat saya yang benar-benar merasa haus, dengan santainya saya minum air dari Tumbler yang disimpen di tas. Beberapa saat kemudian.... JRENGGGG. Saya dipanggil sama..... si Ipong sambil nunjukin tangannya ke arah keterangan larangan. Bahwa kalau minum air di kereta bisa kena denda / Fine sekitar 5 juta rupiah. At this moment saya langsung keringetan dingin dan gak enak hati, berharap gak ada cctv yang memantau atau ada orang yang laporin dan saya berdoa supaya gak bermasalah saat di pintu keluar stasiun. Akhirnya gak kerasa sampai juga di Stasiun Woodlands dan saat di pintu keluar, alhamdulillah gak ada teguran atau sanksi dari petugas. Lain kali  harus lebih hati-hati kalo mau melakukan sesuatu.


Lanjut kita jalan menuju arah terminal bus untuk naik bus arah JB Center, dan di sana kita menemukan bus dengan harga $s1.8 atau 18ribu. Saat dalam perjalanan, gak lama kemudian terjadi kemacetan yang saya pikir ini adalah hal wajar seperti Jakarta, ternyata saat kemacetan itu semua orang pada turun, kita semua heran kenapa semua orang pada turun, gak lama kemudian ibu-ibu yang membawa anak duduk di belakang saya bilang, bahwa kita harus chop/cap passport dulu. Okelah kalo begitu kita langsung turun menuju kantor imigrasi Singapore. Goodbye Singapore, Thanks for giving us the best experience.

Sehabis dari tempat tersebut, kita  melanjutkan lagi perjalanan dengan bus yang sama dan kemudian saat di perjalanan tiba-tiba terjadi kemacetan lagi, dan ceritanya sama dengan sebelumnya. Ternyata kita diwajibkan (lagi) untuk chop passport di imigrasi Malaysia. Perbatasan Singapore dan Malaysia itu dihubungkan dengan satu jembatan sungai saja. Setelah itu kita harus naik bus lagi untuk menuju JB sentral dengan tarif yang berlaku mata uang Malaysia yakni Ringgit, masing masing dari kita dikenakan tarif 2RM untuk busnya. Saat kita menunggu di stasiun arah mau ke JB, saya menyempatkan mengobrol dengan ibu-ibu asli Malaysia, ternyata dia punya tujuan yg sama. Saya dikasih informasi jalan menuju ke stasiun JB sentral, dan pada akhirnya saya juga sempat dikasi koin atau sen oleh ibu-ibu itu.. baiknya..

Sekitar 1 jam kurang kita sampai di Stasiun JB Sentral, disana kita langsung cari stasiun KTM (Keretaapi Tanah Melayu) untuk pergi ke Kuala Lumpur. Ada banyak pilihan kelas di KTM, dari mulai kelas ekonomi tempat duduk standard, ekonomi kasur tidur, eksekutif tempat duduk, dan eksekutif kasur tidur. Pada waktu itu sebelumnya si dewi hendak booking tiket yang ekonomi kasur tidur di web, tapi ketersediaannya sudah abis. 
Dari sanalah saya mempunyai bad feeling, bahwa kita semua gak bakal kebagian yang ekonomi kasur tidur. 
Saat itu  takdir berkata lain, saat saya dan si dewi menuju petugas loket KTM, katanya yang ekonomi kasur masih tersedia untuk 7 orang. Wah bahagianya saya saat itu ketika mendengar masih available for 7 person, karena sudah terbayang 8 jam perjalanan kalau kebagian tempat duduk, pegelnya hehe, mending dipakai untuk tidur di kereta agar esok harinya fresh. 
Tanpa pikir panjang kita tebus tiket itu seharga 39 RM. Akhirnya kita semua bisa tidur di kelas ekonomi kasur tidur  lantai 2. 
Sebelum tidur boleh foto doeloe kali. 

suasana di KTM (kereta malam)

6 Feb 2016

Last Day di Pulau Bintan 02

Tumpukan Kasur di Living Room

       Hari ini gw dibangunin seseorang alarm hp jam 5.20 pagi, abis tu gw ga lupa ngebangunin temen2 gw yang request semalem minta dibangunin pagi hari, yaitu si fadel karena dia mau ke Batam buat pulang ke Bandung. Abis si fadel gw bangunin si Agus sama si Buyung yang mau sholat subuh berjamaah. Tapi si Buyung ni udah dibangunin malah tidur lagi (teru dia), so gw jd sholat berjamaah sama si Agus. Setelah sholat subuh gw langsung mandi, packing barang-barang, dan beres-beres ruangan lihat di foto udah rapih tumpukan kasurnya. 
Bli Wayan
          Lalu sebelum gw pergi ke Lobby, gw diajak sama Tania ke bawah buat ketemu sama Bli Wayan  (Bli Wayan ini staff SRA yang baek banget sama gw dan tania, kalo udah ngobrol pas waktu lunch atau dinner bisa berjam-jam), dan pas ketemu ternyata kita dikasih sarapan sama dia yaitu Mie Tarempa (mie khas bintan). Rasanya enak beud, karena mie itu mereka yg buat sendiri, selain itu gw lagi laper (maklum ga dikasih breakfast lagi di kantin) Thanks bli udah memakmurkan kehidupan perut kami. Abis itu Jam 8 paginya gw standby di lobby disana gw ngisi formulir buat keperluan ferry yang semacam kartu imigrasi buat di singapore, terus ga lupa juga buat nukerin uang $ singapore .
Pa candra
       Abis itu Jam 8 paginya gw standby di lobby disana gw ngisi formulir buat keperluan ferry yang semacam kartu imigrasi buat di singapore, terus ga lupa nukerin uang $ singapore . Just for Your Information bahwa kita dapet harga tiket ferry terminal seharga 250 rb yang kalo normalnya buat wisman (wisatawan manca negara) sekitar 400 rb. Beruntungnya temen gw si Dewi (kalo disana di panggil Arum) kenal sama bos Finance, so 7 orang dapet tiket ferry harga mahasiswa. Thanks ce-es udah ngurusin pertiketan dan thanks pa candra udah acc pertiketannya, terbaek :D.




detik-detik akhir di BBT
        Jam 8.30 gw langsung berangkat ke BBT (Bandar Bentan Telani) pake bus Nirwanakian warna putih, yaitu bus yang sering gw taikin ketika gw mau kerja di Kelong, Spice, dan kalo ke Pujas juga, dan saat itu adalah yang terakhir gw naik bus Nirwanakian. Sampai di BBT, beberapa temen-temen gw yang dari Sahid dan smk 1 bintan pada dateng buat perpisahan sama kita yang mau pergi ke Singapore. Sedih ya... Gengs makasih buat semuanya, semua kebaikannya. Berharap kita bisa ketemu lagi suatu hari nanti. How lucky i’m to have something that makes sayin’ goodbye so hard. Ya itulah hidup dimana ada pertemuan disitu ada perpisahan, but life’s must goes on bro !!

di dalem ferry
Setelah perpisahan itu gw nukerin lagi uang Sing Dollar di BBT, karna ternyata masih ada beberapa ratus ribu lagi coi, dari pada nganggur ya mending ditukerin. Moment yang menyedihkan adalah ketika gw nukerin uang rupiah yang tebel menjadi beberapa lembar Sing Dollar aja gengs. Gak lama kemudian langsung gw dan 6 orang temen gw masuk ke BBT buat Check-In, di dalem gw dicek surat-suratnya(sama petugas imigrasi), dan 9.30 gw meluncur to Singapore !!
Suasana di dalem ferry nyaman banget coi, bersih, sejuk, dan pelayanan petugasnya oke.
Nyebrang dari BBT ke Singapur kurang lebih sekitar 1 jam dengan kondisi ombak yang bersahabat. 
Sekian ceritanya last day di Pulau Bintan, next and soon lanjut cerita di Singapur ! 







Last Day di Pulau Bintan 01

         Hari itu, tepatnya hari Senin tanggal 11 Januari 2016 adalah hari terakhir saya di pulau Bintan, hari dimana kita semua sebagai trainee Nirwana harus berpisah. Rasanya campur aduk, sedih udah jelas karena kawan selama 5 bulan yang selalu ada, yang bernafas satu ruangan sama kita, sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri, karena susah senang kita berbagi bersama, dan finally sekarang harus berpisah. Saking saya anggap sebagai keluarga sendiri, saya rela buat bagikan ke mereka sebagian barang-barang saya sebagai kenang -kenangan mereka (yang lain pun begitu). Selain itu saya harus berpisah juga sama seseorang yang saya anggap sebagai motivasi saya selama disana. Itu sekilas hal sedihnya.


dari ujung kiri: Hendra, ijal, Nopi, zandi, fatah, gw yg pake kacamata, salomon, ajid, tomi
          
MoveOn ke hal senengnya nih, yang jelas hal senengnya saya sudah bebas tugas ojt di departement FB Service. Back to the past, sebenernya saya ojt bukan mau di departement itu, tapi karena pihak sana yang menentukan, terpaksa jadi saya ambil, dan perhaps God give me a reason to take this job. Pertamanya sedih sih harus menerima kenyataan bahwa saya jd anak Service, tapi ketika saya melihat teman-teman saya yang lebih parah kerjaannya, disitu saya bisa bersyukur dan lama-lama saya bisa menerima pekerjaan di FB Service. Saya enjoy-in pekerjaan tersebut meskipun cape banget kerjaannya apalagi saat fixed season, dimana tamu yang datang ke restoran sangat bejubun, beuh rasanya banting tulang atau tulang dibanting nih. Tetapi disana saya dapat pengalaman banyak dari mulai harus beradaptasi dengan lingkungan kerja atau staffnya, cara komunikasi, menyicipi makanan baru, dsb. Jelas ini tidak didapatkan di bangku perkuliahan. Staff fb service ini friendly banget (yaiyalah jelas ada trainee yang mau membantu), udah gitu karakternya aneh-aneh. Ada yang sèdèng, ada yang degil, ada yang teru, ada yang alim, ada juga yang mesum, ada yang angen-angenan, dan ada juga yang sesuai SOP banget, pokonya campur aduk.  Dari beberapa staff di foto itu yang alim cuma si bang novi hahaa. Disana saya harus bisa membaur tapi dengan catatan gak kebawa-bawa pergaulan yang menyimpang. Di sana jika ada waktu luang saya ngobrol segala macam hal dari mulai mengobrol tentang tamu , pergaulan, agama, politik, musik, sampai bahan bangunan rumah. 
Staffnyadisana  mau  mengajari berbagai hal (terkait dengan pekerjaan) dan kalau ada tips ya bagi-bagi. Disana saya bisa mencicipi makanan dari mulai yang murah sampai yang mahal, dari makanan india (yang bawangnya overload) sampai makanan seafood (yang gurih-gurih enyoi). Terus jika ada makanan lebih ya saya bungkus buat buaya-buaya yang kelaperan di dorm. Disamping tentang makanan saya juga sedikit tahu tentang minuman-minuman nya,  dari mulai yang non alkohol sampai yang beralkohol, dari mulai minuman yang paling murah mineral water seharga 30ribu sampai minuman beralkohol berjuta-juta rupiah harganya. Selain makanan dan minuman saya bersyukur juga bisa memperlancar komunikasi saya dengan mempraktekan langsung ke tamu asing, dari tamu yang biasa-biasa sampai tamu yang bening seperti pakai anti gores. Berkomunikasinya bahasa inggris,  saya yang awal-awalnya kikuk kalo ketemu tamu bule “saya harus bicara apa nih” tapi dengan seiringnya waktu, lama-kelamaan saya bisa mengajak ngobrol tamu bule tersebut hehe meskipun gak luas pembicarannya, yg penting saya sudah mencobanya dan bisa. 
Lebih terkesan lagi ketika saya mengajak ngobrol tamu jepang, pada perjalanan menuju resort tetangga, saya merasa sangat gembira sekali karena pembicaraan kami sangat nyambung (pake bahasa inggris) dan dia merasa seneng, terus pada akhirnya dia mengajak saya  liburan ke Jepang. Ya apa boleh buat saya menanggapi nya menolak secara halus, mungkin lain kali saja ketika saya sudah bebas tugas (padahal kepingin bangetlah). 
Akhirnya dia minta kontak fb saya, setelah itu saya kepoin dia dan wooo ternyata pekerjaan dia adalah TV Produser. Who knows that someday i go to Japan ? and i’ll contact her. Hehehe. 

      Terus foto yang ini adalah saya sedang bersama Manager FB Service, foto sehais tampil di acara Staff Party, dan unpredictable  he got  1st best staff performance. Bangga juga dengan dept FBS, padahal saat staff performance disana banyak yang bagus-bagus penampilannya, dari mulai menampilkan drama komedi, dance, sampai yang nyanyi solo. Tapi dengan beruntungnya dept FB Service bisa mengalahkan semuanya, berkat si pak Indra ini yang perform totalitas langsung dengan 3 orang staffnya. Pada saat itu saya juga habis menampilkan musik tradisional sunda (arumba), dan kita trainee membawakan lagu laskar pelangi & goyang dumang. 
Dari situlah saya langsung dikenal banyak staff dengan main musik angklungnya. Cielah padahal saya cuma main angklung alakadarnya, sebagai pelengkap musik. 
Berikut cuplikan kita semua trainee saat perform on the stage: http://youtu.be/EFRj3nF14ww

Back to the point
Last day di pulau bintan ini sangat sedih sekaligus menyenangkan. ya betul menyenangkan karena saya akan balik ke Bandung lagi, bertemu sama keluarga, teman2, rumah beserta isinya, meskipun Ga ada someone special nih (belum ada).  Tapi hal yang paling saya tunggu -tunggu adalah saya bisa pergi ke luar negeri, tepatnya keluar pulau (nyebrang pulau) sih karena lokasi nya ga jauh sama pulau Bintan. Yap saya pergi sama 6 orang teman ke negara tetangga yaitu Singapore dan Malaysia. yes!

Jadi inti dan hikmahnya dari semua ini adalah “Gak semua yang saya inginkan bisa terwujud dan Gak semua yang saya takuti bakal terjadi” itu kata pepatah kerennya. 
Lalu kata AA Gym "hidup itu harus  dijalani, syukuri, dan nikmati".  
next and soon to part 02.



Anugrah terindah

Sabtu, 3 Juni 2023 adalah hari di mana yang tidak pernah terlupakan, karena anugrah itu datang, putra pertama kami lahir.  Semoga menjadi an...