30 Mei 2019

Ramadhan 1440 H

Pendahuluan
Ramadhan kali ini tahun 1440 H atau tahun 2019 ini terasa berbeda sekali dengan ramadhan sebelumnya (2018) di mana pada masa-masa itu saya masih sebagai mahasiswa pascasarjana ITB yang mempunyai banyak kegiatan baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Namun pada Ramadhan kali ini saya bukan lagi statusnya sebagai mahasiswa, yakni saya sudah dinyatakan alumni. 
Ramadhan pada tahun ini terbilang sangat sedikit sekali kegiatan atau aktivitas yang saya ikuti. Saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga (ibu, ayah, dan adik). Aktivitas yang saya lakukan mulai dari beres-beres rumah, bantu ibu membelikan bahan-bahan untuk memasak, antar-jemput, tarawih bareng ayah setiap hari, hingga membuat hidangan sop buah yang akan disantap setelah adzan maghrib. Dengan banyaknya menghabiskan waktu bersama keluarga, saya sangat jarang sekali bukber bersama teman-teman, hingga H-5 menjelang lebaran saya baru mengikuti bukber bersama teman-teman BPH Kamil ITB saja. Tentu ini merupakan hal baik ketika kita jarang ikut bukber , karena selain bisa menghemat biaya, sholat tarawih pun senantiasa bisa kita jaga dari absen-absen. Sebetulnya kita perlu silaturahim kepada sesama, namun menurut saya trend zaman sekarang bukber itu kadang gak kenal waktu karena bisa melewatkan moment yang hanya ada di bulan Ramadhan yakni salah satunya sholat taraweh. Nah Alhamdulillah ketika saya bukber bersama teman-teman BPH Kamil di restoran seafood HDL yang letaknya dekat dengan masjid Pusdai, selepas makan tajil saya bisa sholat magrib berjamaah di masjid dan setelah bukber kami pun bisa langsung mengikuti sholat isya dan tarawih di masjid Pusdai. 

Awal Ramadhan
Di fase awal bulan Ramadhan, saya merasakan kekosongan yang melanda hati dan pikiran saya. Bagaimana tidak, biasanya pada Ramadhan tahun lalu saya aktif di Masjid Salman, mengikuti kajian-kajian dari pemateri keren, sekarang saya hanya bisa di rumah dan mengikuti kajian di layar televisi saja. Biasanya ada kegiatan sosial di organisasi, sekarang tidak ada. Biasanya ada kuliah di kampus, sekarang tidak lagi. Benar-benar berbeda sekali Ramadhan tahun lalu dan Ramadhan tahun ini. 
Dengan adanya hal yang demikian maka munculah dampak positif dan dampak negatifnya.
Adapun dampak positif dari tidak banyak kegiatan yang di lakukan adalah saya bisa menghabiskan banyak waktu dengan keluarga, karena mungkin ini adalah Ramadhan terakhir saya bersama keluarga di Bandung sebelum saya pindah domisili ke Jawa Timur. Selain itu saya juga banyak waktu untuk berinteraksi dengan Al-Quran, membantu keluarga, menulis artikel blog ini, belajar mobil hingga akhirnya dapat SIM A tanpa nembak,membaca buku-buku yang udah lama dibeli tapi tidak pernah disentuh. 
Nah itu beberapa dampak positifnya, kemudian saya juga merasakan dampak negatif yakni pada awal-awal Ramadhan ternyata saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk memainkan game laptop Stronghold Crusader, memainkan smartphone saya (buka sosmed, browsing, youtube-an dsb) hingga saya periksa dengan suatu aplikasi bahwa tercatatkan selama kurang lebih 7 jam saya menggunakan smartphone dalam satu harinya. Selain itu saya juga dilanda rasa kemalasan yang memuncak, yakni malas berolah raga. Tentunya hal ini berdampak pada tubuh yang makin tidak minimalis. Heuheu  
Di awal bulan Ramadhan ini juga saya sangat galau karena menunggu SK CPNS yang tidak ada kabarnya samasekali, jadi serbasalah dan kepikiran terus terutama ketika di group whatsapp ataupun telegram selalu membahas hal-hal yang berkaitan dengan itu, bagaimana tidak galau ketika bagian kepegawaian menjelaskan beberapa orang (ratusan orang) ada yang bermasalah dengan kualifikasi pendidikan dan bermasalah dengan berkas-berkasnya sehingga dampaknya pada belum diterbitkannya SK. Ini yang membuat galau, bagaimana dengan nasib SK saya (?) semoga Allah melancarkannya semua.

Pertengahan Ramadhan
Di fase pertengahan Ramadhan saya mulai belajar memahami kondisi saya. Mungkin ada yang salah pada diri saya, terlalu banyak memikirkan hal-hal kecil hingga menguras pikiran sehingga menjadi tidak produktif di fase awal Ramadhan. Dari kejadian itu lah sedikit-dikit saya mulai merubah kebiasaaan saya pada fase pertengan Ramadhan ini, saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan banyak membaca buku, membaca Al-Quran, dan menulis artikel-artikel ringan.

Akhir Ramadhan
Tidak terasa hari-hari di bulan Ramadhan ini melaju dengan cepatnya hingga telah datang di 10 malam terakhir, pada kesempatan akhir Ramadhan ini saya lebih menyibukan diri dengan beritikaf pada hari-hari ganjil atau zaman now itu disebutnya dengan Lailatul Qadr Seeker. Itikaf pada akhir Ramadhan ini saya habiskan malam saya di Masjid Agung Transtudio Mall Bandung. Kenapa saya memilih beritikaf di sana ? (1) Jadwal sudah diatur sedemikian rupa oleh pihak DKM di mana serangkaian acaranya terdapat tausyiah, qiyamullail, dan sholat berjamaah. (2) Parkir kendaraan bermotor cukup aman dengan dikenakan tarif flat, motor 5k dan mobil 10k. (3) Akses menuju kesana tidak memakan banyak waktu, hanya kurang lebih 30 menitan dari rumah. (4) Kondisi dan fasilitas masjid sangat baik, wc dan tempat wudhu bersih, terdapat stand makanan dengan harga terjangkau untuk sahur, ruangan berkapet dengan ukuran ketebalan yang sedang, ruangan ber-AC, dan bayak individual atau family yang juga melaksanakan iktikaf.
Nah pada Ramadhan ini saya sangat memanfaatkan moment untuk beritikaf, karena dengan itikaf itu kita bisa mencurahkan segala isi hati ini kepada sang pemilik hati yakni Allah SWT. Di samping itu juga kita bisa menambah ilmu dan pengetahuan yang baru melalui kajian-kajian yang disampaikan oleh ustadz-ustadz, serta kita dapat lebih banyak membaca Al-Quran (sekali itikaf bisa membaca minimal dua juz). 
Selain beritikaf, saya juga mencoba untuk mengurangi interaksi saya dengan smartphone, meskipun itu susah sekali. Rasanya ada yang kurang ketika kita tidak memegang smartphone itu. Tapi perlahan-lahan saya mulai mengalihkannya dengan banyak membaca buku dan menulis artikel-artikel sederhana. 

Hikmah
Allah tidak akan merubah suatu kaum, sebelum kaum tersebut merubah dirinya sendiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda :

Anugrah terindah

Sabtu, 3 Juni 2023 adalah hari di mana yang tidak pernah terlupakan, karena anugrah itu datang, putra pertama kami lahir.  Semoga menjadi an...